Pembangunan
Nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional.
Dalam
pengertian lain, pembangunan nasional dapat diartikan merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan Tujuan Nasional.
Pelaksanaan
pembangunan mencakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah,
terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional
dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain
yang lebih maju.
Oleh
karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak
untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia
secara benar, adil, dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan
penyelenggara negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.
Dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/ RPJM Kabupaten Buleleng tahun 2017- 2022
telah dituangkan Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan Daerah
Kabupaten Buleleng sebagai pengejawantahan Visi dan Misi Kepala Daerah.
Visi Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah terpilih 2017-2022 yang menjadi visi RPJMD adalah: TERWUJUDNYA MASYARAKAT BULELENG YANG
MANDIRI, SEJAHTERA, DAN BERDAYA SAING BERLANDASKAN TRI HITA KARANA.
Visi
itu bermakna sebagai berikut:
1. Mandiri mengandung makna:
Kemampuan Pemerintah Daerah bersama masyarakat Buleleng mengelola pembangunan
daerah sesuai kewenangan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Sejahtera mengandung makna:
Terpenuhinya hak dasar masyarakat untuk kehidupan yang berkualitas.
3. Berdaya Saing mengandung makna:
Kemampuan daerah dalam mengatasi tantangan dengan memanfaatkan potensi dan
keunggulan komparatif dan kompetitif untuk peningkatan nilai tambah daerah.
4. Berlandaskan Tri Hita Karana mengandung makna: Berlandaskan hubungan
yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan alam dan
isinya, dan manusia dengan manusia.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka tindakan yang akan dilakukan selama periode 2017-2022 adalah sebagai berikut :
1.
Memantapkan Pembangunan Ekonomi untuk
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif;
2.
Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis pada Produk Unggulan Daerah;
3.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang
Profesional, Berbudaya dan Berintegritas;
4.
Memantapkan Partisipasi Pemangku
Kepentingan Dalam Pembangunan;
5.
Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas
Infrastruktur Daerah untuk Pemenuhan Pelayanan Publik;
6.
Mewujudkan
Pembangunan Buleleng yang Berbudaya
dan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Dalam
upaya operasionalisasi visi dan misi sebagaimana tersebut di atas, disusun Strategi,
Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng. Pembangunan
bidang kepemudaan dan olahraga merupakan salah satu aspek yang menjadi focus
dalam pembangunan di Kabupaten Buleleng, yang terkandung dalam misi ketiga
yaitu Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia yang Profesional, Berbudaya dan Berintegritas.
Meningkatnya kualitas pemuda dan
olahraga merupakan sasaran pembangunan bidang pemuda dan olahraga. Terdapat dua
strategi yang dirancang dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditentukan,
diantaranya : Peningkatan peran serta pemuda dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan Meningkatkan upaya pemasyarakatan olahraga pada masyarakat.
Pemetaan
potensi, kebutuhan, dan permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya di
bidang kepemudaan, olahraga, dan pariwisata merupakan langkah awal yang dapat
dilakukan demi terlaksananya pembangunan yang terintegrasi. Pemetaan dapat dilaksanakan dengan melibatkan segenap
pihak, baik dari unsure pemerintah daerah, masyarakat, maupun stake holder terkait. Hasil pemetaan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana, menentukan sasaran, strategi,
bentuk kegiatan pembinaan, serta penyertaan pihak terkait, sehingga kegiatan
pembinaan dapat dilaksanakan secara lebih efektif, guna mencapai hasil yang
optimal.
Sebagaimana
tujuan Pembangunan Kabupaten Buleleng, pembinaan kepemudaan, olahraga, dan
pariwisata diarahkan pada peningkatan kemampuan sumber daya manusia, termasuk
di dalamnya adalah ketahanmalangan. Ketahanmalangan adalah kegigihan seseorang
dalam menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan secara konstruktif dengan
merubah tantangan menjadi peluang dengan indikator : (1) adanya masalah yang
dapat diatasi, (2) tidak mudah menyerah (3) tahan banting, (4) menyukai
tantangan, (5) senang terhadap perubahan (6) memiliki keberanian mengambil
risiko.
Guna meningkatkan ketahanmalangan
masyarakat, dibutuhkan upaya-upaya untuk optimlisasi potensi yang dimiliki,
meminimalisir kelemahan dan hambatan, serta optimalisasi pemanfaatan peluang
yang ada. Optimalisasi potensi yang dimaksud adalah pemanfaatan secara maksimal
segenap potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang dipadukan dengan potensi
dari unsure pemerintah/ pihak lain. Upaya meminimalisir kelemahan dan hambatan,
dapat dilakukan dengan jalan melakukan identifikasi kelemahan serta potensi
hambatan, yang selanjutnya dilakukan langkah-langkah antisipatif. Pemanfaatan
peluang secara optimal, dimaksudkan adalah peningkatan kemampuan masyarakat
dalam membaca peluang yang hadir serta keberanian untuk memanfaatkannya.
perpaduan antara potensi/ kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal
masyarakat, dengan peluang serta tantangan sebagai faktor eksternal masyarakat,
bila digambarkan dalam bentuk matrik, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Matriks SWOT Kearns
EKSTERNAL INTERNAL |
OPPORTUNITTY/ PELUANG |
TREATHS/ TANTANGAN |
STRENGTH/
KEKUATAN |
Comparative
Advantages |
Mobilization
|
WEAKNESS/
KELEMAHAN |
Divestment/Investment |
Damage
Control |
Sumber: Hisyam, 1998
Keterangan:
Sel
A: Comparative Advantages
Sel ini
merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi diri/ organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
Sel
B: Mobilization
Sel ini
merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya
mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan diri/ organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
Sel
C: Divestment/Investment
Sel ini
merupakan interaksi antara kelemahan diri/ organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang
yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan
yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah
(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan
menggarap peluang itu (investasi).
Sel
D: Damage Control
Sel ini
merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan
antara kelemahan diri/ organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi diri/ organisasi.
Strategi yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari
yang diperkirakan.
Melihat gambaran di atas, pembinaan
yang dilaksanakan di bidang kepemudaan, olahraga, dan pariwisata diupayakan
untuk optimalisasi perpaduan antara dua elemen kekuatan dan peluang sebagai
prioritas utama. Prioritas berikutnya adalah meminimalisir kondisi pertemuan
antara kelemahan diri/ organisasi dengan ancaman dari luar. Bilamana optimalisasi tersebut dapat
tercapai, maka niscaya KETAHANMALANGAN masyarakat dapat terwujud.
Disusun Oleh : Gede Mangku Mertayasa, SST.
Up : (GA)