21985 / 21446
kesrasetda@bulelengkab.go.id
Bagian Kesejahteraan Rakyat

MAKNAI PURNAMA KEDASA DENGAN MENSUCIKAN DIRI SECARA JASMANI DAN ROHANI

Admin kesrasetda | 16 Maret 2022 | 2621 kali

Pulau Bali tidak hanya penuh dengan keindahan alamnya, tetapi juga kental akan tradisi serta adat istiadatnya. Salah satunya yaitu perayaan Hari Raya Purnama di Bali yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu atau hari baik yang disebut dengan Dewasa Ayu. Dewasa Ayu ini ditentukan biasanya melalui sasih dan juga wuku, yakni sistem penanggalan yang sampai saat ini masih digunakan di Bali dan Jawa. Salah satu hari raya yang didasarkan pada sasih/bulan adalah Purnama. Akan tetapi, tidak semua Purnama jatuh pada Dewasa Ayu.

Hari Purnama yang paling dianggap inti atau penting oleh umat Hindu adalah Hari Purnama Kedasa yang jatuh pada Sasih Waisaka atau sasih kesepuluh biasanya diawali terlebih dahulu dengan perayaan Hari Raya Nyepi sebagai hari perenungan suci dalam hal pengendalian diri dan hawa nafsu. Purnama Kedasa merupakan hari penghormatan kepada Sang Hyang Sunya amerta sebagai pemberi air suci kehidupan. Sasih Kedasa atau juga disebut sebagai sasih waisaka.

Dalam lontar Sundarigama dikatakan bahwa pada Purnama Sasih Waisaka atau Sasih Kadasa merupakan penghormatan pada Sang Hyang Sunya Amerta atau manifestasi Tuhan dalam sifat menghidupkan yang bersemayam di kahyangan. Purnama Kadasa ini juga disebut inti dari purnama-purnama yang lain, Purnama Kedasa juga dianggap sebagai hari peleburan segala kekotoran batin (mala) karena Purnama Kedasa berasal dari kata “Kedas” yang dalam bahasa Bali berarti bersih. Oleh karena itu, pada hari raya ini, kita sebagai umat Hindu hendaknya mensucikan diri secara jasmani dan rohani melalui doa, agar terhindar dari hal-hal negatif dan memberikan pikiran, perkataan, dan perbuatan yang positif.

 

Purnama Kedasa biasanya dilakukan pemujaan terhadap para leluhur yang dianggap telah suci yang bertempat di sanggah kemulan. Saat Hari Raya Purnama Kedasa juga dilaksanakannya Upacara Batara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih yang artinya ketika upacara tersebut berlangsung seluruh Dewa Bersatu dan turun untuk memberikan anugrahnya kepada seluruh umatnya. Selain Upacara Batara Turun Kabeh masih banyak lagi upacara ataupun piodalan yang dilaksanakan ketika Hari Purnama Kedasa di pura yang ada di bali. Dalam hal ini, biasanya umat Hindu melakukan persembahyangan ke pura-pura dengan membawa sarana dan prasarana persembahyangan yang sesuai.

Adapun upakara bebantenan yang digunakan tepatnya saat penanggal ping 15 purnama Kadasa ini baik untuk di Sanggah kemulan, Sad Kahyangan, Tri Kahyangan, dan Dang kahyangan untuk tingkat yang lebih luas. Adapun upakaranya dalam tingkat sederhana yaitu Suci, daksina ,ajuman, dandanan aprangkat, ikannya serba suci, canang wangi-wangi,reresik, dan perlengkapannya.

Yang dihaturkan ( palaba ) di bawah :

Segehan Agung, segehan sasah 6 tanding, dan ikannnya bawang jahe, dan Sang purohita yang patut menjalankan, dengan puja sebagaimana mestinya.Sedangkan yang patut dilaksanakan oleh Umat pada umumnya yaitu : Upakara /upacara prayascita luwih, panyeneng dan teenan.

Bertepatan dengan Purnama Kedasa, Ribuan Warga Desa Pekraman Buleleng menjalankan prosesi melasti sebagai rangkaian Hari Raya Nyepi ke Pantai Segara Buleleng, Pelabuhan Buleleng, Bila biasanya, sejumlah Desa Pekraman lain di Bali menggelar melasti sebelum Hari Raya Nyepi, Prosesi melasti prosesi melasti di Desa Pekraman Buleleng justru dilaksanakan setelah Hari Raya Nyepi.

Sumber :

http://www.persakademika.com/purnama-kedasa-sucikan-pikiran-perkataan-dan-perbuatan.html 

https://bali.tribunnews.com/amp/2019/03/20/purnama-kadasa-merupakan-inti-dari-purnama-lakukan-ini?page 

https://www.guliangkangin.or.id/artikel/2016/3/18/menyambut-purnama-kadasa 

https://sejarahharirayahindu.blogspot.com/2012/03/sasih-kedasa.html?m   

Penyusun : Putu Puspa Gitama Rani, editor (GA)