21985 / 21446
kesrasetda@bulelengkab.go.id
Bagian Kesejahteraan Rakyat

TUMPEK LANDEP SEBAGAI KETAJAMAN PIKIRAN DENGAN PERGESERAN MAKNANYA

Admin kesrasetda | 18 Januari 2022 | 22013 kali

Bagi warga Bali yang mayoritas Hindu memiliki sebuah tradisi yang dinamakan Tumpek Landep. Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewanya taksu. Hari raya Tumpek Landep sendiri merupakan rentetan setelah hari raya saraswati, dimana pada hari ini umat hindu melakukan puji syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati.

Tumpek landep berasal dari kata tumpek dan landep. Tumpek berarti tampek atau dekat dan landep yang berarti tajam . Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada sang hyang siwa pasupati sebagai dewanya taksu.berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan pikiran suci, umat mampu memilah dan memilih mana baik dan mana buruk.Bertepatan dengan saniscara kliwon wuku landep umat hindu merayakan hari tumpek landep yang dirayakan  setiap enam bulan sekali. Pada hari tersebut umat hindu melakukan upacara penyucian barang-barang yang terbuat dari besi, seperti keris, senjata, mobil atau barang lainnya yang terbuat dari logam besi. upacara tumpek landep ini biasanya dipimpin oleh pemangku dan diawali dengan persembahyangan bersama. Selain itu juga dilakukan  di kantor-kantor upacara hari tumpek landep biasanya juga dilakukan di masing-masing rumah warga. Kebanyakan warga melakukan persembahyangan pada sepeda motor dan mobil karna sebagian besar warga memiliki sarana itu.Namun seiring perkembangan jaman, makna tumpek landep menjadi bias dan semakin menyimpang dari makna sesungguhnya.Sekarang ini masyarakat justru memaknai Tumpek Landep lebih sebagai upacara untuk motor, mobil serta peralatan kerja dari besi.Sesungguhnya ini sangat jauh menyimpang.

Boleh saja pada rerainan Tumpek Landep melakukan upacara terhadap motor, mobil dan peralatan kerja namun jangan melupakan inti dari pelaksanaan Tumpek Landep itu sendiri yang lebih menitik beratkan agar umat selalu ingat untuk mengasah pikiran (manah), budhi dan citta. Dengan manah, budhi dan citta yang tajam diharapkan umat dapat memerangi kebodohan, kegelapan dan kesengsaraan.

Jika menilik pada makna rerainan, sesungguhnya upacara terhadap motor, mobil ataupun peralatan kerja lebih tepat dilaksanakan pada Hari Raya Kuningan, yaitu sebagai ucapan syukur atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas sarana dan prasara sehingga memudahkan aktivitas umat, serta memohon agar perabotan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan tidak mencelakakan.

Makna Perayaan Tumpek Landep yaitu berasal dari kata landep yang artinya lancip, runcing, tajam atau ketajaman. Secara harfiah diartikan senjata tajam seperti tombak dan keris. Benda-benda tersebut berfungsi sebagai senjata untuk menegakkan kebenaran. Oleh karena itu benda-benda tersebut diupacarai. Namun dalam konteks kekinian dan kedisinian, senjata lancip itu telah meluas, tak hanya keris dan tombak, juga benda-benda hasil cipta karsa manusia yang dapat mempermudah hidup seperti sepeda motor, mobil, mesin, computer, laptop dan sebagainya. Benda-benda itulah yang diupacarai, namun umat Hindu bukanlah menyembah benda-benda teknologi tersebut, tetapi memohon kepada Sanghyang Pasupati yang telah menganugerahkan kekuatan pada benda tersebut sehingga dapat bermanfaat dan mempermudah hidup.

AdapunTujuan tumpek landep yaitu untuk meminta atau memohon kepada Ida Sang Hyang Siwa Pasupati agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Upacara yang dilakukan dihari tumpek landep ini yaitu  dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke Merajan. Pada sarana yang akan diupacarai dihaturkan sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang. Babantenan ini diayabkan kepada semua sarana tadi dengan puja astawa dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati. Upacara yang dilakukan dihari tumpek landep ini yaitu  dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke Merajan. Pada sarana yang akan diupacarai dihaturkan sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang. Babantenan ini diayabkan kepada semua sarana tadi dengan puja astawa dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati. Tata cara upacara ini sangat berbeda-beda sesuai dengan sirna atau drstanya masing-masing. Terkait banten tumpek landep terdapat beberapa tingkatan tentunya.Rangkaian banten Tumpek Landep di antaranya pejati,prayascita ,sesayut jayeng perang, sesayut kesuma yuda, sesayut pasupati, segehan agung pasupati dan sesayut guru. Semua banten itu disesuaikan pada tempatnya masing – masing.  Contohnya, jika ingin melaksanakan banten Tumpek Landep di motor atau mobil yang dihaturkan adalah sesayut jayeng perang a tanding.Biasanya kendaraan atau mesin yang di upacarai juga dipasangi kain atau gantungan sebagai wujud rasa syukur pemilik.

Sumber :

https://www.kompas.tv/article/147423/makna-tumpek-landep-senjata-dan-benda-dari-besi-yang-di-upacarai

https://tamanbali.desa.id/opensid/artikel/2017/9/2/makna-dan-filosofi-tumpek-landep-yang-tidak-boleh-dilupakan#:~:text=Bagi%20warga%20Bali%20yang%20mayoritas,Siwa%20Pasupati%20sebagai%20dewanya%20taksu

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/nusantara/120521/umat-hindu-bali-rayakan-tumpek-landep

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-singaraja/baca-artikel/14221/Tumpek-Landep-Upacara-Untuk-Meningkatkan-Ketajaman-Pikiran.html

Penyusun : Putu Puspa Gitama Rani, Editor (GA)