Bagi warga Bali yang
mayoritas Hindu memiliki sebuah tradisi yang dinamakan Tumpek Landep. Tumpek
landep merupakan hari raya pemujaan kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati
sebagai dewanya taksu. Hari raya Tumpek Landep sendiri merupakan rentetan
setelah hari raya saraswati, dimana pada hari ini umat hindu melakukan puji
syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam
manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati.
Tumpek landep berasal dari
kata tumpek dan landep. Tumpek berarti tampek atau dekat dan landep yang
berarti tajam . Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada sang hyang
siwa pasupati sebagai dewanya taksu.berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran
dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan pikiran suci, umat mampu memilah
dan memilih mana baik dan mana buruk.Bertepatan dengan saniscara kliwon wuku
landep umat hindu merayakan hari tumpek landep yang dirayakan setiap enam bulan sekali. Pada hari tersebut
umat hindu melakukan upacara penyucian barang-barang yang terbuat dari besi,
seperti keris, senjata, mobil atau barang lainnya yang terbuat dari logam besi.
upacara tumpek landep ini biasanya dipimpin oleh pemangku dan diawali dengan
persembahyangan bersama. Selain
itu juga dilakukan di kantor-kantor
upacara hari tumpek landep biasanya juga dilakukan di masing-masing rumah
warga. Kebanyakan warga melakukan persembahyangan pada sepeda motor dan mobil
karna sebagian besar warga memiliki sarana itu.Namun seiring perkembangan
jaman, makna tumpek landep menjadi bias dan semakin menyimpang dari makna
sesungguhnya.Sekarang ini masyarakat justru memaknai Tumpek Landep lebih
sebagai upacara untuk motor, mobil serta peralatan kerja dari besi.Sesungguhnya
ini sangat jauh menyimpang.
Boleh saja pada rerainan
Tumpek Landep melakukan upacara terhadap motor, mobil dan peralatan kerja namun
jangan melupakan inti dari pelaksanaan Tumpek Landep itu sendiri yang lebih
menitik beratkan agar umat selalu ingat untuk mengasah pikiran (manah), budhi
dan citta. Dengan manah, budhi dan citta yang tajam diharapkan umat dapat
memerangi kebodohan, kegelapan dan kesengsaraan.
Jika menilik pada makna
rerainan, sesungguhnya upacara terhadap motor, mobil ataupun peralatan kerja
lebih tepat dilaksanakan pada Hari Raya Kuningan, yaitu sebagai ucapan
syukur atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas sarana dan prasara sehingga
memudahkan aktivitas umat, serta memohon agar perabotan tersebut dapat
berfungsi dengan baik dan tidak mencelakakan.
Makna Perayaan Tumpek Landep
yaitu berasal dari kata landep yang artinya lancip, runcing, tajam atau ketajaman.
Secara harfiah diartikan senjata tajam seperti tombak dan keris. Benda-benda tersebut
berfungsi sebagai senjata untuk menegakkan kebenaran. Oleh karena itu benda-benda
tersebut diupacarai. Namun dalam konteks kekinian dan kedisinian, senjata lancip
itu telah meluas, tak hanya keris dan tombak, juga benda-benda hasil cipta karsa
manusia yang dapat mempermudah hidup seperti sepeda motor, mobil, mesin, computer,
laptop dan sebagainya. Benda-benda itulah yang diupacarai, namun umat Hindu bukanlah
menyembah benda-benda teknologi tersebut, tetapi memohon kepada Sanghyang Pasupati
yang telah menganugerahkan kekuatan pada benda tersebut sehingga dapat bermanfaat
dan mempermudah hidup.
AdapunTujuan tumpek landep yaitu untuk meminta atau memohon kepada Ida Sang Hyang Siwa Pasupati agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Upacara yang dilakukan dihari tumpek landep ini yaitu dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke Merajan. Pada sarana yang akan diupacarai dihaturkan sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang. Babantenan ini diayabkan kepada semua sarana tadi dengan puja astawa dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati. Upacara yang dilakukan dihari tumpek landep ini yaitu dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke Merajan. Pada sarana yang akan diupacarai dihaturkan sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang. Babantenan ini diayabkan kepada semua sarana tadi dengan puja astawa dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati. Tata cara upacara ini sangat berbeda-beda sesuai dengan sirna atau drstanya masing-masing. Terkait banten tumpek landep terdapat beberapa tingkatan tentunya.Rangkaian banten Tumpek Landep di antaranya pejati,prayascita ,sesayut jayeng perang, sesayut kesuma yuda, sesayut pasupati, segehan agung pasupati dan sesayut guru. Semua banten itu disesuaikan pada tempatnya masing – masing. Contohnya, jika ingin melaksanakan banten Tumpek Landep di motor atau mobil yang dihaturkan adalah sesayut jayeng perang a tanding.Biasanya kendaraan atau mesin yang di upacarai juga dipasangi kain atau gantungan sebagai wujud rasa syukur pemilik.
Sumber :
https://www.kompas.tv/article/147423/makna-tumpek-landep-senjata-dan-benda-dari-besi-yang-di-upacarai
https://tamanbali.desa.id/opensid/artikel/2017/9/2/makna-dan-filosofi-tumpek-landep-yang-tidak-boleh-dilupakan#:~:text=Bagi%20warga%20Bali%20yang%20mayoritas,Siwa%20Pasupati%20sebagai%20dewanya%20taksu
Sumber: https://m.mediaindonesia.com/nusantara/120521/umat-hindu-bali-rayakan-tumpek-landep
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-singaraja/baca-artikel/14221/Tumpek-Landep-Upacara-Untuk-Meningkatkan-Ketajaman-Pikiran.html
Penyusun : Putu Puspa Gitama Rani, Editor (GA)