21985 / 21446
kesrasetda@bulelengkab.go.id
Bagian Kesejahteraan Rakyat

Hari Raya Pagerwesi, Berikut Upacara dan Makna di Baliknya

Admin kesrasetda | 24 Oktober 2022 | 178 kali

Jika dicermati, hari raya umat Hindu sendiri memang cukup banyak Masing-masing ditujukan untuk memperingati satu hal spesifik, dan berkaitan dengan kehidupan manusia. Dengan mengetahui sedikit informasi ini semoga bisa jadi pengetahuan baru yang berguna untuk Anda.

Hari raya yang jatuh pada Rabu Kliwon Wuku Sinta di penanggalan Bali ini secara garis besar memperingati keteguhan iman dengan berbekal ilmu pengetahuan yang sudah diberikan oleh Tuhan. Upacara dan makna hari raya Pagerwesi sendiri secara umum dirayakan berbeda-beda, tergantung dengan kebijakan di setiap desa di Bali.

 

Upacara dan Makna Hari Raya Pagerwesi

Upacara sendiri dimulai dengan menghaturkan persembahan dan persembahyangan di sanggah (candi kecil yang terletak di pekarangan), kemudian berlanjut ke pura di area desa, dan ke pura-pura yang menjadi pura keluarga. Secara umum pelaksanaan persembahyangan yang dilakukan serupa. Namun ada beberapa desa yang terkadang juga melakukan perayaan dengan cara-cara menarik yang lain.

Maknanya sendiri sebenarnya adalah sebagai pengingat bahwa manusia yang hidup di dunia harus memiliki keteguhan iman, yang berdasarkan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan di jalan kebaikan. Tanpa pengetahuan, umat manusia akan kembali pada zaman kegelapan, dimana semua yang dilakukan terasa sangat sulit.

Upacara dan peringatan hari raya Pagerwesi sendiri berkaitan erat dengan peringatan hari raya Saraswati, yang merupakan perayaan datangnya ilmu pengetahuan yang berasa dari Tuhan kepada manusia. Setelah diturunkan, ilmu pengetahuan ini kemudian digunakan dengan baik agar dapat memudahkan kehidupan, serta meneguhkan iman dari umat manusia itu sendiri.

Rangkaian Hari Raya Pagerwesi

Karena hari raya Saraswati sendiri jatuh pada hari Sabtu lalu, maka terdapat sederet rangkaian yang dilakukan oleh umat Hindu dan warga bali. Pada hari Minggu, umat akan melakukan mandi di laut sebagai bentuk penyucian diri setelah menerima ilmu pengetahuan, agar ilmu yang didapatkan bisa dipergunakan untuk tujuan baik. Pengaplikasian kemudian dilakukan pada hari Senin. Hari Selasa akan jadi hari dimana umat mendapatkan rejeki atas kebaikan yang dilakukannya, dan hari Rabu, Pagerwesi, menjadi hari dimana umat melakukan semedi untuk kembali memperkuat pendirian dan imannya dengan ilmu yang sudah dimiliki tadi.

Sumber : google