Pernah
melihat seseorang yang sering membela diri untuk menutupi kesalahan dan
rasa malu?
Pernah
melihat orang yang sering menyampaikan kekurangan orang lain untuk metutupi
ketidakmapuannya ??
Pernah
melihat orang tidak terima disalahkan ??
Perilaku
ini disebut dengan defensif. Sekilas, sikap defensif ini mungkin
tidak masalah. Tapi kalau dilakukan terus-menerus bisa menimbulkan dampak
negatif dalam kehidupan, lho.
Defensif adalah sikap enggan mengakui kesalahan sebagai bentuk pertahanan diri. Biasanya, sikap defensif muncul saat seseorang merasa malu, takut, cemas, atau marah karena disalahkan dan dikritik.
Selain
itu, sikap defensif ini bisa menjadi reaksi ketika seseorang ingin membenarkan
tindakan dan perilakunya, menyembunyikan kebenaran, atau tidak mampu bersikap asertif.
Tidak
hanya itu, respons defensif terkadang juga menjadi tanda adanya gangguan
kesehatan mental tertentu, seperti gangguan kepribadian atau gangguan makan.
Contoh Sikap
Defensif
Sikap
defensif pada diri sendiri memang tidak mudah untuk dikenali. Beberapa orang
yang punya sikap ini mungkin baru akan sadar saat diingatkan oleh orang lain
yang ada di sekitarnya. Namun, ada beberapa perilaku yang bisa menandakan kamu
memiliki sikap defensif, yaitu:
Cara Menghilangkan
Perilaku Defensif
Jika
defensif selalu dijadikan sebagai senjata untuk pertahanan diri, bukan tidak
mungkin orang tersebut akhirnya selalu merasa tidak cocok dengan siapa pun
serta tidak bisa berpikir dan melihat sisi positif dalam hidup.
Perilaku
ini pun dapat memicu perdebatan dan konflik dengan orang lain yang akhirnya
bisa merusak hubungan dan hilangnya rasa empati. Bahkan, orang yang defensif
bisa mendapatkan perlakuan stonewalling dari orang-orang di sekitarnya.
Nah,
supaya terhindar dari dampak buruk akibat defensif, kamu bisa menerapkan
beberapa hal berikut ini untuk menghilangkan perilaku defensif:
1. Sadari dan akui
perilaku defensif
Mengakui
perilaku yang kurang baik memang tidak mudah. Namun, kalau kamu berhasil
melakukannya, itu artinya kamu benar-benar ingin membuang sikap ini dalam
dirimu. Coba deh pahami contoh sikap defensif yang di jelaskan
di atas, lalu lihat apakah perilaku tersebut ada pada dirimu atau tidak.
2. Pahami perasaanmu
Merasa
malu, takut, atau sedih saat dikritik adalah hal yang normal, kok.
Jadi, berlatihlah memahami perasaanmu ketika mendapat kritik. Cara ini justu
bisa mencegahmu dari perilaku defensif.
3. Hindari bertindak
berdasarkan perasaan saat dikritik
Setelah
bisa memahami perasaanmu, kamu tidak perlu bertindak sesuai perasaan tersebut
untuk membela diri, ya. Sebaiknya, tenangkan dirimu sejenak sebelum berbicara
atau bersikap.
4. Fokus pada topik
pembicaraan
Orang
yang defensif sering kali mengalihkan topik pembicaraan agar dirinya merasa
aman dari perasaan negatif. Nah, lebih baik tetaplah fokus pada
kritik yang kamu dapatkan agar bisa mendapatkan solusi dari kesalahan tersebut.
5. Tingkatkan self-esteem
Kalau
kamu sering bersikap defensif, coba deh tingkatkan self-esteem pada
dirimu. Self-esteem bisa dibangun dengan cara mengenali
hal-hal yang dikuasai, bersikap baik pada diri sendiri, berpikir positif, dan
lakukan positive-self talk.
Dengan
bisa memahami dan menghargai diri sendiri,
rasa percaya dirimu akan meningkat dan kamu bisa membela diri dengan cara yang
lebih baik saat dikritik.
Menghilangkan perilaku defensif tidak bisa dilakukan dalam sekejap.
Butuh waktu dan konsistensi agar kamu bisa menjadi bijak dalam menyikap kritik.
Kalau kamu merasa kesulitan mengelola sikap defensif hingga hubungan dengan
orang lain rusak, jangan ragu untuk meminta pertolongan ke psikolog, ya.
#binamentalspiritual
Dari berbagai sumber
Penyusun : Ida Bagus Korad Asta Permana
Editor (GA)