21985 / 21446
kesrasetda@bulelengkab.go.id
Bagian Kesejahteraan Rakyat

Defensif Pertahanan Diri Saat Dikritik

Admin kesrasetda | 21 Juni 2023 | 224 kali

Pernah melihat seseorang yang sering membela diri untuk menutupi kesalahan dan rasa malu?

Pernah melihat orang yang sering menyampaikan kekurangan orang lain untuk metutupi ketidakmapuannya ??

Pernah melihat orang tidak terima disalahkan ??

Perilaku ini disebut dengan defensif. Sekilas, sikap defensif ini mungkin tidak masalah. Tapi kalau dilakukan terus-menerus bisa menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan, lho.

Defensif adalah sikap enggan mengakui kesalahan sebagai bentuk pertahanan diri. Biasanya, sikap defensif muncul saat seseorang merasa malu, takut, cemas, atau marah karena disalahkan dan dikritik.

Selain itu, sikap defensif ini bisa menjadi reaksi ketika seseorang ingin membenarkan tindakan dan perilakunya, menyembunyikan kebenaran, atau tidak mampu bersikap asertif.

Tidak hanya itu, respons defensif terkadang juga menjadi tanda adanya gangguan kesehatan mental tertentu, seperti gangguan kepribadian atau gangguan makan.

Contoh Sikap Defensif

Sikap defensif pada diri sendiri memang tidak mudah untuk dikenali. Beberapa orang yang punya sikap ini mungkin baru akan sadar saat diingatkan oleh orang lain yang ada di sekitarnya. Namun, ada beberapa perilaku yang bisa menandakan kamu memiliki sikap defensif, yaitu:

  • Langsung berhenti dan tidak mau mendengarkan kritik yang disampaikan oleh orang lain
  • Langsung menyusun banyak alasan agar berhenti dikritik
  • Berusaha sebisa mungkin membenarkan tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri
  • Menyalahkan orang lain atas tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya
  • Menuding orang lain melakukan hal yang sama
  • Mengungkit kesalahan orang lain di masa lalu
  • Melakukan gaslighting
  • Menyetujui kritik tetapi setelahnya menangis dan menyalahkan diri sendiri untuk membuat orang lain merasa bersalah atau mendapatkan simpati (playing victim)

Cara Menghilangkan Perilaku Defensif

Jika defensif selalu dijadikan sebagai senjata untuk pertahanan diri, bukan tidak mungkin orang tersebut akhirnya selalu merasa tidak cocok dengan siapa pun serta tidak bisa berpikir dan melihat sisi positif dalam hidup.

Perilaku ini pun dapat memicu perdebatan dan konflik dengan orang lain yang akhirnya bisa merusak hubungan dan hilangnya rasa empati. Bahkan, orang yang defensif bisa mendapatkan perlakuan stonewalling dari orang-orang di sekitarnya.

Nah, supaya terhindar dari dampak buruk akibat defensif, kamu bisa menerapkan beberapa hal berikut ini untuk menghilangkan perilaku defensif:

1. Sadari dan akui perilaku defensif

Mengakui perilaku yang kurang baik memang tidak mudah. Namun, kalau kamu berhasil melakukannya, itu artinya kamu benar-benar ingin membuang sikap ini dalam dirimu. Coba deh pahami contoh sikap defensif yang di jelaskan di atas, lalu lihat apakah perilaku tersebut ada pada dirimu atau tidak.

2. Pahami perasaanmu

Merasa malu, takut, atau sedih saat dikritik adalah hal yang normal, kok. Jadi, berlatihlah memahami perasaanmu ketika mendapat kritik. Cara ini justu bisa mencegahmu dari perilaku defensif.

3. Hindari bertindak berdasarkan perasaan saat dikritik

Setelah bisa memahami perasaanmu, kamu tidak perlu bertindak sesuai perasaan tersebut untuk membela diri, ya. Sebaiknya, tenangkan dirimu sejenak sebelum berbicara atau bersikap.

4. Fokus pada topik pembicaraan

Orang yang defensif sering kali mengalihkan topik pembicaraan agar dirinya merasa aman dari perasaan negatif. Nah, lebih baik tetaplah fokus pada kritik yang kamu dapatkan agar bisa mendapatkan solusi dari kesalahan tersebut.

5. Tingkatkan self-esteem

Kalau kamu sering bersikap defensif, coba deh tingkatkan self-esteem pada dirimu. Self-esteem bisa dibangun dengan cara mengenali hal-hal yang dikuasai, bersikap baik pada diri sendiri, berpikir positif, dan lakukan positive-self talk.

Dengan bisa memahami dan menghargai diri sendiri, rasa percaya dirimu akan meningkat dan kamu bisa membela diri dengan cara yang lebih baik saat dikritik.

Menghilangkan perilaku defensif tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Butuh waktu dan konsistensi agar kamu bisa menjadi bijak dalam menyikap kritik. Kalau kamu merasa kesulitan mengelola sikap defensif hingga hubungan dengan orang lain rusak, jangan ragu untuk meminta pertolongan ke psikolog, ya.

 #binamentalspiritual

Dari berbagai sumber

Penyusun : Ida Bagus Korad Asta Permana

Editor (GA)