Kenikmatan duniawi yang kita rasakan cepat atau lambat pasti kita tinggalkan, namun kebaikan yang kita tebarkan akan menemani kita sepanjang masa. Manis ataupun pahitnya hidup datang dan pergi silih berganti bagai kabut di pegunungan,
Yang muda akan menua, yang kaya akan tiba waktunya tidak dapat menikmati semua yang ada, begitu pula jabatan yang kita punya akan habis waktunya.Jangan terlalu menyombongkan diri dengan n kekayaan, jabatan dll yang bersifat duniawi.
Marilah kita selalu menyayangi, berbagi dan selalu bersikap hormat pada sesama.
Orang yang penuh kebencian pada kita di masa kecil atau muda, bisa jadi akan menjadi orang terdepan yang sangat hormat dan sayang pada kita. Dan orang yang sangat sayang pada kita di masa kecil atau muda, bisa jadi akan bersikap paling benci dan tidak peduli pada kita di masa tua.
Jika kita sudah hidup di dalam Kesadaran Tuhan, tidak ada orang yang lebih hebat dari kita dan tidak ada orang yang lebih rendah kedudukannya dari kita. Semua makhluk di bumi saling membutuhkan satu sama lain.
Keluarga, teman, guru satu persatu telah meninggalkan kita, semuanya terdapat pelajaran dan pengingat bagi orang-orang yang berakal, bahwa kehidupan dan kematian hanya terdapat batasan yang sangat tipis.
Mengejar kenikmatan dunia adalah sesuatu yang sangat wajar, namun mengabaikan penataan diri agar menjadi hamba yang sudah siap untuk sewaktu-waktu dipanggil-Nya pulang dan memasuki dunia sebrang, adalah keharusan.
Oleh karena marilah menjalani kehidupan ini dalam kesadaran Tuhan, menyisihkan waktu secara disiplin untuk menyebut secara terus menerus nama suci Tuhan (japam), dengan selalu bersyukur kepada Tuhan, yang diungkapkan dalam doa dengan hati yang tulus dan penuh keyakinan kepada Tuhan.
Oleh Putu Mahesa Utari, S.Sn
#binamentalspiritual
Editor (GA)