Yajurveda XVI.48
Berikut Kutipan dalam Kitab Suci agama Hindu dikenal adanya berbagai usaha atau media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu dari usaha atau media itu adalah melalui pelaksanaan hari-hari raya keagamaan. Di antara demikian banyak hari-hari raya Hindu, satu di antaranya adalah hari untuk memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau peliharaan melalui Upacara Tumpek Uye .
Tumpek Uye
atau Tumpek Wewalungan atau Tumpek Uye
merupakan hari selamatan binatang-binatang peliharaan (binatang yang
dikandangkan) atau binatang ternak (wewalungan).Tumpek Uye adalah upacara selamatan untuk
binatang-binatang seperti binatang yang disemblih dan binatang piaraan.
Hakekatnya pada rahina ini untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa
Pasupati yang disebut Rare Angon, penggembala makhluk. Dalam perayaan tumpek Uye
ini yang dipuja adalah Ida Sang Hyang
Widhi, bukan memuja binatang, demikian pula terhadap tumbuh-tumbuhan,
senjata-senjata, gamelan dan sebagainya.
Sesungguhnya
inilah Hindu yang mengajarkan cinta kasih yang besar kepada seluruh ciptaan
Tuhan dan yang mengajarkan sifat untuk menghargai tak hanya kepada sesama
manusia tapi juga kepada binatang ,tumbuhan dan seluruh ciptaannya. Karena
dalam hindu terdapat amanat untuk menjaga keharmonisan hidup dengan semua
mahluk dan alam semesta. Selain itu dalam ajaran Hindu, meyakini bahwa semua
makhluk memiliki jiwa yang berasal dari Ida Sang Hyang Widhi.
Semua
umat hendaknya mengembangkan kasih sayang kepada semua makhluk. Khusus
pada perayaan Tumpek Uye , umat memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa
Siwa Pasupati agar hewan peliharaannya diberkati kerahayuan. Sebab, hewan
sangat berguna bagi kehidupan manusia. Misalnya, sapi atau kerbau bagi para
petani memiliki peran yang sangat besar dalam membantu aktivitas agrarisnya.
Sebagai hewan yang ditakdirkan sebagai ubuan tunu seperti ayam, itik, babi dan sebagainya sering dijadikan sumber protein untuk menunjang kehidupan manusia. Untuk kepentingan itu hewan ternak memang terus dikembangkan. Tetapi, khusus hewan-hewan yang lain, terutama satwa langka, umat mesti melestarikannya seperti penyu hijau, burung jalak Bali, menjangan, kera dan sebagainya. Hewan-hewan langka tersebut mesti dijaga agar tidak sampai mengalami kepunahan.
Selain
itu pada tumpek Uye juga untuk
mengingatkan kita sebagai manusia akan adanya Tri Guna. Tri Guna adalah tiga
unsur dasar dari sifat manusia, yang terdiri dari
Dua
bagian dari Tri Guna yaitu Rajas dan Tamas adalah bagian sifat yang ada pada
binatang. Sehingga pada tumpek Uye ini
kita tak lupa untuk memohon pada Tuhan agar 2 sifat itu dijauhkan pada kita
manusia agar yang berkembang ialah sifat Satwan (sifat damai).
Untuk
bebanten selamatan bagi binatang tersebut berbeda-beda menurut macam / golongan
binatang-binatang itu antara lain:
Di
sanggah / merajan dilakukan pemujaan, pengastawa Sang Rare Angon yaitu dewanya
ternak dengan persembahan (hayapan / widhi-widhana) berupa suci, peras,
daksina, penyeneng, canang lenga wangi, burat wangi dan pesucian.
https://jurusapuh.com/tumpek-kandang -dalam-tradisi-hindu/
Penyusun
: Kadek Lily Savitri, S.Spd. Editor (GA)