Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST
laksanakan Muspayang Bhakti Piodalan di Pura Merajan Kanginan Besakih bersama
Pimpinan SKPD se - Kabupaten Buleleng yang dimana pada kesempatan ini juga di hadiri Oleh
Bapak Wakil Gubernur Bali beserta Pimpinan SKPD Provinsi Bali, pada Rahina Tumpek
Klurut, di Pura Merajan Kanginan Besakih Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem Sabtu ( 25/12 )
Upacara dipuput oleh Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa
Pemayun dari Kedhatuan Kawista Belatungan Pupuan Tabanan. Upacara Piodalan di
Pura Merajan Kanginan Besakih jatuh setiap Rahina Tumpek Krulut yang
dilaksanakan oleh Pengempon Pura dalam Kerjasama dengan Pemkab Buleleng melalui
Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Buleleng. Upacara berlangsung
dengan Hikmad dengan tetap Menerapkan Protokol Kesehatan
Pura
Merajan Kanginan adalah Pura tempat dipujanya dan distanakan Bhatara rambut Sedana dan
terdapat pelinggih untuk memulyakan Empu Bharadah dan Bhatara Indra, Hyang Bharadah adalah
seorang tokoh sejarah yang telah ikut berperan aktif dalam membangun peradaban
di tanah Jawa ditandai dengan terbentuknya Kerajaan Daha, Kerajaan Jenggala dan
Kerajaan Panjalu. Hyang Bharadah yang berasrama di suatu daerah pegunungan
bernama Lemah Tulis adalah seorang pandita yang arif bijaksana dan dipercaya
sebagai purohita kerajaan
ketika bertahtanya raja Airlangga di Kerajaan Daha tahun 1019-1042.
Bagi masyarakat Bali, figur Hyang Bharadah telah dikenal luas berdasarkan
ungkapan naskah-naskah tradisonal yang diimplementasikan melalui karya seni
rupa dan seni pertunjukan baik drama tari topeng, calonarang, dan sejenisnya.
Berdasarkan keyakinan masyarakat Bali, bahwa tokoh Hyang Bharadah telah
meninggalkan jejak sejarah yang monumental berupa tempat suci seperti Pura
Merajan Kanginan di Pura Agung Besakih sebagai peringatan bahwa sang pandita
sempat melakukan pemujaan di tempat suci terbesar di Bali tersebut menurut
lontar Sulayang Ghni.(GA)