Tumpek wariga memiliki tujuan untuk memohon keselamatan tanaman agar dapat berbunga dan berbuah. Sesajen berupa sesayut cakra geni asiki sebagai symbol penguatan hati dan pikiran untuk menumbuhkan kekuatan batin. Tumpek wariga merupakan kearifan lokal dari para leluhur agar warga selalu menjaga lingkungan dengan selalu menanam pohon di pekarangan. Pelajaran ini ditekankan karena daerah pertanian, agar generasi muda paling tidak menghasilkan buah-buahan untuk sendiri dan persembahan, bisa dijual. Kalau umat Hindu tak rajin menanam pohon, tidak akan mendapatkan buah dari kebun. Karena itu, makna yang bisa diambil umat Hindu mesti menanam pohon buah-buahan hingga tak impor buah. “Setiap pekarangan longgar, ditanami buah. Jadi tidak menjadi manja, selalu membeli di swalayan.
Pada kesempatan ini pula Pemerintah Propinsi Bali menghimbau / menginstruksikan jajaran Pimpinan Daerah dan Mayarakat Bali yang tentunya mayoritas beagama Hindu dalam Instruksi Gurbenur Bali Nomor 6 tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi sebagai Pelaksanaan Tata – titi kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Loka Bali dalam Bali Era Baru. Dengan melaksanakan Persembahyangan Bersama dan kegiatan Penanaman Pepohonan Tematik ( Upacara dan Usadha / obat – obatan )serta mewarat, memelihara, merapikan, dan memupuk tumbuh – tumbuhan dihutan dan pekarangan masing – masing.