Bagian Kesra Setda Kabupaten Buleleng Sub Bagian Bina Mental Spiritual, pada Kegiatan Penyelenggaraan dan Pengadaan Sarana / Prasarana Upacara Melaksanakan Upacara Tumpek Landep bertempat di Rumah Jabatan Bupati Buleleng. Dihadiri oleh Kepala Bagian Kesra, para Kasubag dan Staf Bagian Kesra Setda Kabupaten Buleleng serta para sopir Mobil Kendaraan Dinas Pimpinan Lingkup Setda Kabupaten Buleleng.
Hari Raya Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata ( Pasupati ). Tumpek Landep diperingati saat Saniscara Kliwon Wuku Landep setiap 6 bulan sekali. Pasupati adalah “kekuatan yang timbul, tetap bersumber pada kebenaran”.Makna dari hari raya suci tumpek, “Tumpek” berasal dari kata “Tampa” yang artinya turun (kamus jawa kuna Indonesia), kata tampa mendapat sisipan Um, menjadilah kata “Tumampa”.Dari kata tumampa mengalami perubahan konsonan, menjadi kata “Tumampak” yang artinya berpijak, kemudian mengalami perubahan menjadi kata keterangan keadaan sehingga menjadi kata “Tumampek” yang mengandung arti dekat. Kemudian kata Tumampek mengalami persenyawaan huruf “M”, sehingga menjadi kata “Tumpek”. Dengan demikian hari suci tumpek adalah mengandung pengertian dan makna bahwa pada hari suci Tumpek merupakan hari peringatan turunnya kekuatan manifestasi Sang Hyang Widhi ke dunia.
Hari raya Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Dewa Pasupati, Pelaksanaan upacara Tumpek Landep dilaksanakan di Bali karena mengandung hakekat dan makna yang tinggi dan sangat berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia terutama mengenai intelegensi manusia, karena manusia itu sendiri adalah termasuk makhluk religious yang selalu berhubungan dengan kekuatan supra natural.
Dari kata Landep sendiri mengandung pengertian Tajam atau ketajaman. Tumpek Landep adalah ungkapan rasa terima kasih umat Hindu khususnya di Bali terhadap Sang Hyang Widi Wasa yang turun ke dunia dan memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia. Adapun ketajaman itu layaknya senjata yang berbentuk lancip/runcing seperti keris, tombak dan pedang.
Dalam pengertian lain bahan logam seperti besi, perak, perunggu tersebut sudah banyak membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari hari. Hari raya Tumpek Landep sendiri adalah rangkaian dari hari raya yang lain dan bila diurutkan akan seperti ini : hari raya Galungan, hari raya Kuningan, hari raya Saraswati dan hari raya Siwaratri dan hari raya Tumpek Landep itu sendiri. Dalam perayaan Tumpek Landep sendiri bisa dilakukan di rumah dan pura dengan cara mengumpulkan benda benda pusaka atau benda yang terbuat dari logam, upacara ini dilakukan dari pagi hingga sore hari.
pada masa sekarang tidak hanya senjata yang terbuat dari besi namun barang/alat lain yang mengandung unsur besi atau benda dapat bergerak terbuat dari logam seperti (sepeda motor, mobil) alat rumah tangga dan lain lain yang ikut diupacarakan diberikan hiasan khusus dari janur yang di sebut tamian. Saat upacara berlangsung benda - benda yang terbuat atau mempunyai unsur logam ini diberikan sesajen agar dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan manusia untuk menjalani kehidupan sehari hari.
Tumpek Landep adalah hari raya mengandung arti permohonan, ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kemudahan, rahmat dan ketajaman pikiran, di hari ini juga manusia dan umat Hindu khususnya di Bali di ajarkan agar dapat mempergunakan dan memanfaatkan benda yang terbuat dari logam untuk kesejahteraan dan kemakmuran dalam menjalankan kehidupan.